19.4.13

Drabble [Youngmin]


Tittle     : Didn't Exist Again
Author  : Hime Misaki
Genre    : Fantasy, Sad, Romance
Cast       : Lee JiEun (IU)
                 Jo Youngmin (Boyfriend) and other member of Boyfriend

Caution !
  Cerita dalam FF ini hanyalah karangan otak kecil author saja. JIka ada yang sama dengan FF yang pernah readers baca, itu hanya kebetulan belaka. Oke? Jangan judge author :3
No Plagiarism, No CoPas, No Ctrl+C then Ctrl+V, No Share without permittion. God always see you guys :)





The Story… Is beginning…
Start now~
(~ ‘v’)~ ~(‘v’ ~) ( ._.) (._. ) Yeah, yeah! (~ ‘v’)~ ~(‘v’ ~) ( ._.) (._. )







JiEun POV
 “Oppa, aku lelah. Aku sudah tidak kuat lagi berlari, Oppa…”, keluhku pada namja blonde di depanku. Sudah tak terhitung berapa banyak jejak kaki kami yang terlukiskan dari bakiak yang kami pakai. Membuat nafasku tersenggal-senggal.

Namja blonde dihadapanku berhenti sejenak. Ia berbalik untuk menatap wajahku yang memang sudah sangat kelelahan. “Kita tak bisa berhenti disini, JiEun. Aku gendong, nae?”, tanyanya. Dari nada suaranya, terlihat sekali dia sangat khawatir kepadaku.

Aku berfikir, jika dia menggendongku nanti malah dia yang akan merasa kecapaian. Tapi, kalau aku memaksakan untuk terus berlari, aku pasti akan pingsan di tengah jalan nanti. Sementara banyak Siluman yang berkeliaran di belakang kami. Apalagi sang ketua Siluman sedang mengincar nyawa namja blonde dihadapannya ini. Argh! Eottteohkae!?

Seakan bisa membaca pikiranku, namja blonde-Youngmin langsung menambahkan, “Kalau aku tak special, mereka tidak akan mengincarku. Lebih baik kita pergi sekarang juga, JiEun.”

Sesaat setelah Youngmin menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba saja aku merasa tubuhku sudah tak menapak tanah lagi.
JiEun POV –End-


Author POV
Tanpa banyak kata-kata lagi, Youngmin langsung mengangkat tubuh mungil JiEun. Namja ini memejamkan matanya sejenak, dan saat ia membuka matanya lagi, bola matanya berubah menjadi warna biru azzura yang tak pernah sekalipun dilihat JiEun.

Seolah mendapatkan kekuatan beribu-ribu kali lipat, membawa JiEun di pelukannya hanya serasa mengangkat seekor semut. Dengan sigap, Youngmin segera meloncat dari satu pohon ke pohon lainnya agar segera sampai lebih cepat ke kuil milik kakek JiEun.

Tapi, ditengah perjalanan, mereka dihadang oleh siluman ular dengan air liur menjijikkan yang menetes dari sepasang taring lunaknya. “Ssshaaa~”, desis ular itu menantang generasi terakhir keluarga Jo yang terhormat dan terkenal mampu menaklukkan segala jenis siluman pada masa ini. Sedangkan saeng 6 menitnya, tengah berusaha menyelamatkan warga kampung yang sedang diserang oleh Youkou-Youkou pengganggu bersama ke-3 temannya.

Melihat mata merah berkilat milik Sang Siluman ular, Youngmin turun sejenak ke dahan pohon terdekat dan meletakkan JiEun disana. “Aku akan segera kembali. Jangan kemana-mana.”, pamitnya dengan mata dingin yang melambangkan keseriusannya saat ini. JiEun hanya menggangguk mantap mengiyakan.

Sedetik kemudian, Youngmin telah melesat menghampiri sang siluman dengan membawa sebilah samurai ditangannya. Samurai yang terlihat lentur namun tajam mengoyak beton sekaligus. Menambah kesan gagah pada diri Youngmin. Samurai yang tak ada yang tau sejak kapan ada di genggamannya.

Dengan sekali ayunan saja, kepala siluman ular itu terkulai di tanah dengan darah ungu yang berbau busuk menyeruak dari potongan-potongan tubuhnya. Seolah memanggil bala bantuan tepat sebelum Youngmin  memisahkan tubuhnya yang tadinya hanya satu, Siluman ular semakin banyak mengelilingi Youngmin. Bahkan, tanpa JiEun sadari, salah satunya tepat berada di belakangnya. Siap melilit dan membawa pergi yeoja itu.

Dengan sekedip mata saja, siluman itu berubah sesaat menjadi sosok manusia yang tampan. Wajahnya datar saat tubuhnya melayang menghampiri JiEun yang sedang melihat Youngmin bertempur. Tangannya perlahan namun pasti membekap mulut JiEun Dan menggotong tubuhnya. Membawanya pergi dari sana tanpa Youngmin sadari. Karena, seolah siluman-siluman yang jumlahnya kian bertambah itu menghalangi pandangannya.

Tak lama setelah JiEun menghilang, tiba-tiba saja Siluman-siluman itu pergi menjauh dengan sangat cepat. Membuat Youngmin heran. Seolah mendapatkan sentakan dari tetua keluarga Jo, Youngmin terkejut ketika mengingat tentang sesuatu. Sesegera mungkin, ia melesat menghampiri tempat JiEun tadi.

Aura biru yang membara dan mematikan makhluk hidup keluar dari tubuhnya tatkala ia melihat tak ada JiEun di tempatnya tadi.  “Kalian..”, geram Youngmin. Mata yang tadinya berwarna biru azzura, kini berubah menjadi seperti warna biru pada tengku api. “Kalian akan mendapatkan balasannya”, lanjut Youngmin semakin geram membuat sayap berwarna merah keluar dari punggungnya. Tanda amarahnya hampir mencapai klimaks.

Pohon-pohon yang tadinya berdiri rindang dan kokoh, menjadi layu dan terbakar hangus karena terbentangnya sayap legendaris itu.

In the other place…

“KHUKHUKHU… KAU MEMANG ANAK ANJING YANG BAIK.”, kekeh sang ketua Siluman melihat anak anjingnya pulang membawa apa yang dimintanya. “DENGAN BEGINI, KAU AKAN DALAM GENGGAMANKU, BOCAH SIALAN..”, tambahnya lagi sambil berjalan keluar dengan JiEun yang melayang di belakangnya.

Sang ketua siluman itu berjalan keluar dengan JiEun yang melayang tak jauh di belakangnya. Dan saat ia telah keluar, menampakkan dirinya dari kegelapan, tubuh JiEun terpampang kedepan dengan sendirinya.

Sosok ketua yang akan sangat sulit dipercaya jika kau melihatnya. Dengan segala kekuatan-kekuatan yang dimilikinya, wajahnya terlihat sangat lembut dan tampan. Tapi, siapa yang tau? Sungai yang terlihat tenang ternyata menyimpan monster yang menakutkan jauh didalamnya.

“HENTIKAN!!”, perintahnya dengan suara yang menggelegar bak membelah langit, menggema di setiap sudut tempatnya. Tak hanya ‘anak-anak’nya saja yang berhenti mengacau di desa kecil itu, tapi juga Kwangmin dan ketiga partnernya—Jeongmin, Minwoo dan Hyunseong.

Mereka berempat melayang menjauh saat para iblis berlutut hormat menghadap sebuah tebing curam. Mata mereka membulat secara serempak melihat seongok tubuh lemas yang mengambang di hadapan seorang  namja dari celah tebing curam tersebut. Tunggu, siapa dia? Namja yang di belakang itu..

“Donghyun!?”, seru Hyunseong kaget melihat kenyataan yang terbias melalui kedua bola matanya. Kenyataan bahwa Donghyun adalah ketua dari seluruh siluman-siluman yang barusaja mereka hadapi  ini.

“Aku akan memberimu pelajaran, tak perduli siapapun kau..”. Tiba-tiba saja aura membunuh yang sangat kuat terasa menusuk kesadaran setiap makhluk yang berada disekelilingnya. Sayap pemilik suara tersebut semakin menjadi memerah karena apa yang ia duga ternyata benar. Ya, dia Youngmin. Jo Youngmin.

“Hyung, kontrol emosimu.”, Kwangmin memperingatkan hyung 6 menitnya itu. Tangannya mencengkram pergelangan tangan Youngmin. Agar namja blonde itu tak bertindak gegabah yang nantinya malah akan membuat dirinya sendiri rugi.

Youngmin yang mengerti maksud saeng 6 menitnya, mencoba untuk tenang dengan menghela nafas panjang. Perlahan, sayap yang tadinya berwarna merah itu berubah menjadi warna putih kembali lalu melipat rapi dibalik punggungnya. Mata biru yang tadinya membara itu juga sudah kembali normal. Seperti mata setengah malaikat kembar, biru azzura.

Dilihatnya, JiEun mulai mengerjap-erjapkan matanya. Pertanda ia sudah mulai siuman. Dan betapa terkejutnya ia, melihat kebawah yang penuh dengan lautan iblis. Apalagi, yeoja ini merasa tubuhnya kaku. Tidak dapat digerakkan. Hanya kepalanya yang dapat bergerak.

“Aku tak bisa membiarkannya seperti itu terlalu lama.”, peringat Youngmin ketika melihat air muka JiEun yang semakin panik pada tiap detiknya.

“Hyung, kau lihat anjing cihua-hua itu?”, tanya Minwoo datar.

“Ne. Wae?”, jawab Youngmin singkat.

“Dari tadi..”, jawab Minwoo. “Mata anjing itu melihat kearah kita.”, sambung Jeongmin.

“KALIAN TAU SEBERAPA NIKMAT DARAH DARI KETURUNAN SALAH SATU PEMBASMI IBLIS!!? PEMILIK KUIL?!!”, tanya Donghyun dari kejauhan yang masih dapat terdengar dalam radius 1,5 km. Kemudian, disambut dengan sorakan riuh iblis-iblis menjijikkan dibawahnya. Membuat perlahan, tubuh JiEun turun 1 inch pada tiap detiknya.

“Mianhamnida.”, kata Youngmin lirih. Secepat mungkin, sayap birunya membentang dan melesat cepat menuju JiEun. Sayap biru, mencerminkan sebuah kebulatan tekad. Dengan telapak tangan besarnya, Youngmin memutus kontak Donghyun pada tubuh JiEun. Membuat JiEun jatuh dari tempatnya melayang tadi. Lalu, secepat mungkin, ia mendekap JiEun dan terbang menjauh. Tapi, tepat setelah Youngmin mendekap JiEun, sebuah anak panah menusuk salah satu sayapnya.

Secara reflek, Youngmin kehilangan keseimbangannya dan jatuh tersungkur dengan JiEun di pelukannya.

“Hyung!”, seru Kwangmin terkejut. Baru saja ia hendak menolong hyungnya yang kini tengah dikelilingi iblis-iblis haus darah suci, kalau saja Jeongmin tidak mencegahnya.

“Andwae. Kau harus percaya, Kwang.”, ucap Jeongmin lirih. Matanya terlihat sayu memandang Youngmin dan JiEun haru. Sedetik kemudian, sebuah kilatan terlihat jelas dimatanya, melihat Donghyun—sang manusia iblis bengis—hanya tertawa puas memandang keadaan Youngmin.

Minwoo dan Kwangmin terkejut dengan kilatan pada mata Jeongmin tersebut. Jika mata Jeongmin, sang malaikat murni, sampai berkilat, pertanda buruklah itu.

JiEun membuka matanya perlahan. Matanya terbuka sempurna ketika ada bercak merah di tubuh Youngmin. “Oppa? Oppa, ireona!!”, pekik JiEun menyadari kesadaran Youngmin yang kian menipis.

“Minwoo, jangan-jangan.. Panah itu..”, ucap Kwangmin lirih. Ia sengaja menggantung kalimatnya.

“Ne, Kwangmin. Panah itu berlapis racun black scorpio. Bukan sembarang Black Scorpio. Mereka mendapatkannya dari Dewa Legato—penjaga neraka keempat.”, jawab Minwoo meneruskan ucapan Kwangmin yang tadi ia sengaja gantungkan.

Mata mereka membelalak tiba-tiba. Karena dengan tiba-tiba juga, Youngmin dilempar ke langit oleh sebuah rantai duri yang dikendalikan oleh Donghyun. Dan saat tubuh Youngmin tertarik oleh gravitasi lagi, dengan kasar diraih kembali oleh rantai duri itu.

Membuat tubuh sekaligus sayap Youngmin berubah menjadi warna merah. Darah segar mengalir dari luka-luka akibat rantai itu yang menancap di tubuh Youngmin. Youngmin hanya bisa merintih  perih. Ia tak bisa melawan. Tenaganya seperti terhisap habis oleh tatapan mata Donghyun. Rantai itu melilit semakin erat tubuh Youngmin.

“KAU TAU, BOCAH!? TAKDIRMU ADALAH MATI!!”, ucap Donghyun ganas. Sedetik kemudian, Youngmin sudah tak berdaya. Tubuhnya terkulai lemas dengan lilitan-lilitan yang mengekangnya.

“O-oppa?”, panggil JiEun tak percaya.

“H-hyung?”, panggil Kwangmin pula dengan lirih. Air matanya menetes. Membuat suasana mendadak terasa mencekam.

Tak sanggup lagi menahan semua amarah yang tengah mereka rasakan, merekapun terbang atau lebih tepatnya terjun ke dalam lautan iblis itu. Hingga perangpun tak dapat terhindari lagi. Pedang beradu kuku tajam. Sayap beradu tanduk merah padam.

Sedangkan JiEun, hanya terisak-isak melampiaskan segala rasa sakit yang tengah dirasakannya. Youngmin... Jo Youngmin, dia sudah berlumuran darah. Dan kini ia lihat, Donghyun tengah menyantap tubuh tak berdaya Youngmin. Membuat hati JiEun terbakar rasa amarah yang semakin meluap-luap.

Terlalu sibuk dengan suasana hatinya, membuat JiEun tak sadar jika hanya tersisa ialah satu-satunya ‘mangsa’ disini. Jo Kwangmin, No Minwoo, Shim Hyunseong bahkan sang malaikat murni—Lee Jeongmin sekalipun sudah hilang tak berbekas berkat kerakusan iblis-iblis menjijikkan itu.

Mendadak, mata JiEun menjadi putih. Aura hitam pekat menyelimutinya. Di belakangnya, nampak seorang dewi paling kuat di Neraka menjadi latar belakangnya. Dewi Lilith.

“AKU TIDAK AKAN MELEPASKAN KALIAN SETELAH APA YANG KALIAN PERBUAT SAAT INI.. KHU KHU KHU... KALIAN AKAN MEMBAYAR SEMUA ITU!”, ucap JiEun lirih dengan smirk yang sangat menakutkan. Tanpa basa-basi lagi, JiEun segera beranjak dan berjalan dengan langkah yang terlampau mantap ke arah Donghyun. Bukan dengan mudah, tentu saja. Iblis bawahan Donghyun berusaha mencegahnya. Satu diantaranya adalah untuk mencegah yeoja itu mendekati majikannya dan yang lainnya hanya ingin menyantap jiwa seorang dewi. Tentu, mereka-para iblis rendahan itu-bukanlah tandingan sang dewi terkuat di neraka. Bahkan tanpa perlu menjentikkan jarinya, iblis-iblis itu sudah terkapar.

Darah hijau dan biru maupun ungu kental yang keluar dari tiap potong tubuh iblis bermacam-macam level yang sedang dibasminya. JiEun seperti kesurupan. Jiwanya dikontrol sepenuhnya oleh amarah dan balas denam akan kematian teman-temannya diimbangi dengan kekuatan dewi Lilith..

“D-D-Dewi L-Lilith..”, ucap Donghyun terbata-bata saat Jieun mendekat kearahnya. Hanbeok motif bunga cantik yang tengah dikenakan JiEun pun telah bercampur dengan cipratan darah-darah iblis tadi.

“KAU TAU? KHU KHU KHU.. AKU SEDANG LAPAR SEKARANG”, ucap JiEun santai dengan mata yang beruraian liquid bening lalu dalam hitungan sepersekiandetik menerjang ke arah Donghyun dengan amarah yang mendesak keluar di dadanya.


KLIK! JiEun mengerjap-erjapkan matanya. Lalu ia terduduk dengan segera. Peluh membasahi seluruh tubuh mungil yeoja kyeopta itu. Perlahan, ia menelan salivanya tanda kalau ia sedang takut. Segera saja, ia beranjak dan berlari.

“Youngmin~!!!”, teriaknya sambil berlari kearah dapur. Melihat di dapur ada namja yang ia cari, JiEun langsung menghambur memeluk Youngmin. Membuat sang empunya terkejut bukan main hingga telur yang ia pegang jatuh ke lantai karena dorongan JiEun.

“Yak! JiEun! Kenapa kau ini, eoh!?”, sentak Youngmin kesal. Pasalnya, telur tadi adalah telur  terakhir yang ia punya. Kwangmin yang duduk tak jauh dari situ hanya sedikit melirik dari buku filosofi dunia-nya dan kembali melanjutkan acara membacanya.

“Oppa, tadi aku bermimpi aneh. Aku, kau, Kwangmin dan yang lainnya hidup di zaman Edo. Kita semua masih memakai pakaian hanbeok. Lalu, matamu berubah warna menjadi warna biru azzura. Dan kau melawan iblis-iblis ular. Tapi, kemudian aku diculik dan disandera oleh Donghyun-oppa. Terus-…”, JiEun nyerocos begitu saja. Membuat Youngmin dengan segera memotong kata-katanya.

“Sstt.. Kaun ini bicara apa? Kita sekarang ada di abad 21, JiEun sayang.”, potong Youngmin lembut sambil mengelus-elus puncak kepala JiEun. Namja ini mengerti bahwa JiEun baru saja bermimpi buruk.

JiEun menatap mata Youngmin dalam. Lalu ia mengangguk dan memeluk Youngmin lagi. “Di mimpiku, Oppa mati karena dibunuh oleh Donghyun-oppa. Semuanya mati karena dibunuh Donghyun-oppa. Lalu aku berubah menjadi Dewi neraka yang menyeramkan saking marahnya. Oppa, aku takut..”, ucap JiEun dalam pelukan Youngmin.

“Tidak perlu difikirkan, chagi. Itu hanya mimpi.”, balas Youngmin menenangkan sambil menepuk-nepuk punggung Jiah lembut. Setelah ia rasa JiEun sudah stabil, Youngmin perlahan mendorong JiEun agai ia bisa menatap wajahnya yang ia yakin akan terlihat sangat lucu saat ini. “Tatap aku, chagi.”, perintah Youngmin lembut.

JiEun  perlahan mendongakkan kepalanya sambil menghapus air matanya.

“Jika kau bermimpi buruk lagi, kau hanya perlu mengambil segelas air dan meminumnya. Cuci mukamu dengan air dan kembalilah tidur. Jangan terlalu difikirkan, nae? Nanti wajah kyeopta yeojachinguku ini berkeriput. Kan jadi tidak kyeopta lagi..”, kata Youngmin lembut lalu mencubit hidung mungil JiEun agar yeoja ini tidak tegang lagi.

JiEun hanya menunduk sambil mengusap hidungnya lembut. Ia tarik kedua garis bibirnya hingga terbentuknya sebuah senyum yang sempurna di bibirnya.

“Sudah kubilang, ajari yeojachingumu itu untuk berdo’a pada Tuhan sebelum tidur.”, sela Kwangmin dari sudut ruangan. Tajam dan berat. Membuat JiEun menoleh kearahnya dan terkekeh pelan.

“Eoh? Jangan-jangan kau lupa berdo’a, JiEun?”, terka Youngmin yang sukses membuat semburat merah tergambar di kedua pipi JiEun..

JiEun hanya  terkekeh sambil menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal. “Mian, mian. Lain kali aku tak akan lupa lagi. Yaksohae!”, jawabnya cengengesan.

Youngmin yang geram dengan JiEun langsung saja menggelitikinya sebagai hukuman. JiEun berusaha menghindar karena sungguh ia adalah yeoja yang mudah sekali merasa geli. Sementara itu, Kwangmin yang masih asyik membaca buku dihadapannya, tersenyum misterius. Bahkan terlihat seperti senyum merendahkan.

--THE END—

1 komentar: