Tittle : Because I Love You
Author : Hime Misaki
Rating : MA
Main cast : Seo Boomin
Lee Hyunmin
Shim JeYoung
Jang Taejoon
Genre : Sad and Romance
Length : One Shoot
.______________________________________.
Buliran-buliran putih yang jatuh beruntun pada detik yang sama. Suasana dingin menusuk tulang. Anginpun tak segan-segan bertiup dengan kencang. Tapi, seolah itu semua tak menurutkan niat seorang yeoja semampai yang tengah menunggu kekasihnya di taman yang sedang diguyur salju yang cukup lebat.
Kedinginan? Tentu saja yeoja itu kedinginan. Tapi sifatnya yang konsisten mengalahkan setiap rayuan iblis untuknya pergi dari sana. Malam yang mulai merambatpun tak bisa membujuknya. Lain halnya dengan lantunan lagu X-Mas Day yang seolah memberi dorongan untuk tetap sabar menunggu kekasihnya.
Kling! Bunyi ponsel yeoja tersebut. Yeoja tersebut segera merogoh ponsel di tas kecil miliknya. Dilihatnya : 1 new message. Tangan yeoja itu dengan lincahnya membuka pesan tersebut dengan jantung yang berdebar-debar. Berharap bahwa pesan itu adalah dari kekasihnya.
Memang benar pesan itu dari kekasihnya. Tapi jangan kaufikir yeoja itu tengah kegirangan sekarang ini. Karena pada kenyataanya, dia malah sebaliknya. Sedih dan kecewa yang dia rasakan. Aku tak bisa datang kesana. Mianhae. Dan jangan tunggu aku,begitulah isi pesan itu.
Dengan lemas, yeoja itu membuka lipatan payungnya dan melangkah dengan gontai. Bagaimana tidak? Sudah 3 jam ia menunggu kekasihnya, tapi malah kekasihnya tak kunjung datang. Bahkan tak akan datang. Sebenarnya ada apa dengan kekasih yeoja itu? Seolah ia tak menginginkan pertemuan yang bisa jadi sangat istimewa karena X-Mas Day yang sedang diguyur salju.
Ditengah kacaunya suasana batin yeoja itu, perutnya berbunyi dengan sangat nyaring. Sejenak yeoja itu memandang perutnya yang rata. Lalu mengelus-elusnya lembut. Dan kembali berjalan.
.______________________________________.
Bau harum yang sangat menggoda dari sudut ruangan dengan pintu berperingatan Selain karyawan dilarang masuk. Kalau saja perutnya yang berkapasitas minim itu bisa menerima lebih dari sekedar dessert yang sedang disantapnya sekarang, pasti Seo Boomin akan memesan lebih banyak makanan enak dari café Me Gusta ini.
Perutnya yang sudah terisi membuat senyum mengembang di wajah Boomin yang selalu terlihat datar. Ditaruhnya sendok-garpu yang jadi alat makannya tadi diatas piring yang dessert-nya sudah berpindah ke perut kecil yeoja semampai bernama Seo Boomin.
Senyumnya yang tadi sempat mengembang mendadak menghilang dalam sekejab. Hari ini adalahX-Mas Day. Hari yang tak asing bagi seluruh manusia. Tak heran juga setiap sudut tempat dipenuhi kebahagiaan yang sedang dipamerkan kepada halayak. Pasti setiap pasangan memanfaatkan hari seperti ini untuk jadi momen special untuk mereka. Membahagiakan dan dibahagiakan. Tapi hal ini sangat bertentangan dengan yeoja semampai bernama Seo Boomin.
Kling! Lagi-lagi ponsel Boomin erbunyi. Tak langsung meraih lalu melihat sebab mengapa ponselnya berbunyi, Boomin malah hanya menatap layar ponsel miliknya lama. Setelah Boomin rasa cukup hanya untuk menatapinya, ia meraih ponsel itu dan menekan tombol keylock yang terletak di pojok bagian atas ponselnya.
1 new message. Dengan ekspresi datar, Boomin menyentuh layar ponselnya tepat pada kotak “View” dan melihat pesan itu. Alisnya berkerut sesaat setelah membacanya. Besok aku akan ke Busan. Ada seseorang yang ingin kutemui disana. Mungkin 3-4 hari aku di Busan. Jaga dirimu baik-baik. Jangan lupa untuk makan dan istirahat yang cukup, begitulah isi pesan tersebut yang ternyata dari kekasihnya, Jang Taejoon.
Perlahan Boomin beranjak dari tempat duduknya dengan ponsel yang digenggamnya dan tas berwarna coklat pasir yang tersampir rapi di pundak kirinya. Boomin melangkah keluar dari café Me Gusta. Tak lupa dengan payung transparan miliknya ,yang tersusun rapi dengan jejeran payung-payung lain, ia ambil tepat sebelum ia melangkah keluar café. Jelas tidak mungkin Boomin akan keluar tanpa payung dan menerobos lebatnya salju tanpa sehelaipun pelindung kepala? Oh, ayolah. Tak ada seorangpun yang mau kepalanya menjadi botak hanya karena salju.
Boomin merapatkan mantel tebalnya merasakan hawa dingin yang menusuk kulitnya. Dibukanya payung transparannya dan hendak melangkah. Pasti ia akan melangkah pergi dari café Me Gusta,kalau saja Boomin tak melihat pasangan yang tengah bercanda ria di toko baju seberang. Bukan kenyataan mereka sedang bercanda ria yang membuat langkahnya terhenti. Namun kenyataan tentang siapa mereka, pasangan itu, yang tengah bercanda ria di toko baju J.Estina.
Kepala Boomin tertunduk sempurna. Yeoja itu menyadari sepenuhnya jika ia tidak bisa menjadi seperti yeoja pada umumnya. Yang menyukai fashion dan selalu perduli tentang penampilan. Bukannya tak bisa, hanya saja Boomin tidak mau. Bomin hanya ingin menjadi dirinya sendiri. Dan bukan seperti yeoja-yeoja yang menghabiskan uang kedua orangtua mereka hanya untuk berfoya-foya dengan shoping dan hang out bersama.
Tidak, jangan berfikir orang tua Boomin adalah orangtua yang pelit. Orangtua Boomin sangat dermawan. Bahkan beliau selalu member uang saku lebih setiap harinya. Tapi tidak lagi sekarang. Tidak lagi setelah 2 tahun yang lalu. Dikala kedua orang tua dan pelayan pribadinya mengalami kecelakaan di kapal pesiar yang mereka tumpangi dengan tujuan London.
Tak ingin berlama-lama lagi, Boomin memantapkan hatinya lalu melangkah pergi dari cefe Me Gusta. Tak tahan lagi ia melihat pemandangan yang semakin lama semakin menambah sayatan di hatinya. Karena mereka sekarang sedang berciuman masih ditempat yang sama. Yaitu toko baju J.Estina.
.______________________________________.
“Boomin-ssi! Boomin-ssi! Neo gwaenchanha?”, tanya seorang pelayan melihat seorang yeoja bernama Seo Boomin bersimbuh di lantai dengan raut wajah seperti menahan rasa sakit yang teramat sangat.
“O-obat.”, jawab Boomin susah payah menahan sakit yang luar biasa ia rasakan tepat pada bagian jantungnya kini. Mendengar itu, pelayan tadi dengan sigap berlari ke kamar Boomin untuk mengambil obat.
Rasa sakit seakan senang sekali menyiksa Boomin dengan keadaan batinnya yang terpuruk karena melihat kekasihnya sedang bersama wanita lain. Dan yang lebih parahnya lagi, mereka berciuman. Itu menandakan bahwa hubungan mereka bukanlah suatu hubungan biasa.
Nafasnya tersenggal-senggal tak kuasa menahan segala beban yang ada di pundaknya. Orangtuanya yang telah berada di tempat yang indah, rumah besar dan semua perusahaan yang harus ia kelola sendiri, dan sekarang masalahnya melihat kekasihnya. Tak terasa mata indah itu meneteskan kristal bening.
“Boomin-ssi, ini obatnya.”, kata pelayan tadi sambil menyodorkan obat yang Boomin minta beserta segelas air mineral.
Bukannya mengambil dan langsung meminum obatnya, Boomin terdiam dan menatap obat di genggaman sang pelayan dengan tatapan kosong.
“Boomin-ssi! Ppalli! Anda harus segera meminun obat ini!”, tambah pelayan itu sedikit panik melihat reaksi Boomin yang menurutnya cukup mengkhawatirkan.
Boomin menatap wajah pelayannya itu. Segurat garis kecemasan tergambar jelas di wajahnya yang selalu tenang dan menyejukkan. Boomin tersenyum tipis menahan sakit di dadanya. Lalu, segera ia meminum obat yang dimintanya tadi.
Pelayan itu, yang bernama Shim JeYoung, hanya melihat Boomin meneguk obatnya dan perlahan rasa sakit yang Boomin rasakan tadi menghilang. Tergambar di raut wajah Boomin yang tak lagi merintih seperti tadi. JeYoung pun merasa lega.
“Boomin-ssi, anda harus beristirahat di kamar.”, ucap JeYoung dengan tangan terulur dan membopong Boomin perlahan untuk bangkit dan berjalan menuju kamarnya sendiri. Boominpun hanya diam dan menurut.
“Gomawo, Youngie.”, kata Boomin lembut dengan senyumnya yang indah sambil merebahkan tubuh semampainya di kasur Queen Size miliknya.
JeYoung hanya mengangguk sopan dan menutupi tubuh majikannya dengan selimut tebal. “Boomin-ssi, ada anak dari teman baik Almarhum Tuan dan Nyonya Seo yang ingin bertemu dengan anda. Beliau bilang ingin menjalin kerjasama bilateral dengan perusahaan Seo Grup. Menurut kabar burung, beliau adalah teman masa kecil anda.”, kata JeYoung.
“Aku punya banyak teman di masa kecilku, Youngie. Jelaskan secara rinci mengenai orang ini.”, tanya Boomin santai.
“Nama beliau adalah Lee Hyunmin, Boomin-ssi. Menurut informasi yang saya dapatkan, latar belakang perusahaan beliau adalah sama dengan anda. Beliau juga menjalankan perusahaannya karena tuntutan kepergian kedua orangtuanya 2 bulan yang lalu karena kecelakaan lalu lintas. Saya dengar, beliau mempunyai kerabat jauh yang tinggal di Seoul dan berprofesi penyanyi. Nama kerabat jauhnya Lee Jeongmin. Selebihnya, beliau masih sama seperti teman masa kecil anda.”, jawab JeYoung panjang lebar dengan note kecil di tangannya.
Boomin hanya mengangguk-angguk mengerti. “Kalau begitu, atur pertemuanku dengan Hyunmin secepat mungkin, Youngie. Aku tak sabar bertemu dengan namja itu lagi.”, kata Boomin evilsmile yang cukup untuk membuat bulu kuduk meremang.
Kling!, ponsel Boomin berbunyi yang dengan sigap diambil oleh JeYoung dan segera diberikan kepada majikannya dengan sopan. Boomin meraihnya dan melihat satu pesan baru dari kekasihnya, Jang Taejoon. Boominpun membukan pesan itu dengan ekspresi datar. Hatinya sudah beku. Dan yang ingin dia lakukan, adalah memutuskan hubungannya dengan namjachingu-nya yang ‘sangat baik’ itu.
Boomin mendengus keras membaca pesan dari Taejoon. Bisakah kau mentransferku uang 150ribu won? Aku sedang sangat membutuhkannya saat ini. Kumohon. Dengan cepat, Boomin membalasnya, Ne. Besok Youngie akan mengantarkannya kepadamu beserta hadiah special-ku, yeobo.
“Youngie, tolong siapkan uang 150ribu won. Besok tolong antarkan ke Taejoon. Dan juga jangan lupa berikan hadiah spesial untuknya.” pesan Boomin pada JeYoung.
JeYoung mengangkat satu alisnya. “Hadiah spesial, Boomin-ssi? Maksudmu seperti pelajaran untuk penghianatan yang dia lakukan kepada majikanku yang sangat manis ini?”, jawab JeYoung dengan eyesmile-nya yang menyeramkan
“Ya, itu terserahmu saja, Youngie. Aku sudah muak dengan namja itu.”, bantah Boomin malas sambil menenggelamkan kepalanya di bantal yang terasa sangat lembut menyentuh kepalanya. Dan memejamkan matanya. “Sudahlah, aku mau tidur saja. Kepalaku sudah letih untuk berfikir. Jadi, kau atur saja semuanya.”, tambahnya.
“Yes, My Queen.”, jawab JeYoung sopan diiringi dengan bungkukan 90⁰ lalu perlahan pergi meninggalkan majikannya yang sedang dalam perjalanan menuju buaian mimpi.
.______________________________________.
Bukan suatu ide yang buruk jika ditengah-tengah keseriusan tentang suatu hubungan bilateral antar sesama perusahaan yang terbilang masih baru dengan reputasi yang cukup mengagumkan, kedua pemimpin perusahaan tersebut berjalan-jalan sebentar. Di pekarangan belakang milik keluarga Seo.
“Apa kau masih sama seperti Lee Hyunmin yang 12 tahun lalu kukenal, Minnie?”, tanya Boomin sendu. Jarinya iseng-iseng menyentuh kelopak bunga hanya untuk membuktikan apakah bunga itu nyata atau sekedar ilusi matanya saja.
“Kau tau Boomin?”, tanya Hyunmin balik berusaha memancing reaksi teman masa kecilnya itu. Terbukti, Boomin menolehkan kepalanya kearah Hyunmin. “Aku punya ABS.”, lanjutnya dengan serangkaian senyum menawan miliknya.
“Wah~ kau pasti berusaha untuk itu..”, ledek Boomin secara tersirat. Tapi Hyunmin sudah tak sepolos dulu. Namja kyeopta itu mengerti apa maksud Boomin dari kalimatnya itu.
“Yak!”, sentak Hyunmin merasa tersindir sambil memukul pelan lengan teman masa kecil yang selalu disayanginya itu. “Aku kan melakukannya untukmu.”, tambahnya sambil memanyunkan bibirnya.
Boomin menatap Hyunmin dalam. Wajah namja kyeopta yang sekarang tengah menjadi 10 kali lipat kyeopta, karena bibirnya yang dimanyunkan, tak menimbulkan sepercikpun rasa gemas dalam diri Boomin seperti yang selalu ia lakukan di masa kecilnya bersama namja ini, Lee Hyunmin. “Nde? Untukku? Wae?”, tanya Boomin penuh selidik.
“Because-“, ucapan Hyunmin terputus. Terlihat sekali Hyunmin sedang menyiapkan mentalnya. Sedangkan Boomin, dia hanya menunggu Hyunmin meneruskan kalimatnya. “Because I love you.”, lanjut Hyunmin dengan mantap.
Segaris tipis senyum menghiasi bibir Boomin mendengar pernyataan teman masa kecilnya itu dan juga semburat merah yang tergambar di kedua pipi putihnya. Dengan gemas, Boomin mengacak-acak rambut Hyunmin lalu memeluknya lembut.
END
.______________________________________.
Don't forget to give like or comment or like and comment after read this story ^^
And i certain God love someone honest :)
Author : Hime Misaki
Rating : MA
Main cast : Seo Boomin
Lee Hyunmin
Shim JeYoung
Jang Taejoon
Genre : Sad and Romance
Length : One Shoot
.______________________________________.
Buliran-buliran putih yang jatuh beruntun pada detik yang sama. Suasana dingin menusuk tulang. Anginpun tak segan-segan bertiup dengan kencang. Tapi, seolah itu semua tak menurutkan niat seorang yeoja semampai yang tengah menunggu kekasihnya di taman yang sedang diguyur salju yang cukup lebat.
Kedinginan? Tentu saja yeoja itu kedinginan. Tapi sifatnya yang konsisten mengalahkan setiap rayuan iblis untuknya pergi dari sana. Malam yang mulai merambatpun tak bisa membujuknya. Lain halnya dengan lantunan lagu X-Mas Day yang seolah memberi dorongan untuk tetap sabar menunggu kekasihnya.
Kling! Bunyi ponsel yeoja tersebut. Yeoja tersebut segera merogoh ponsel di tas kecil miliknya. Dilihatnya : 1 new message. Tangan yeoja itu dengan lincahnya membuka pesan tersebut dengan jantung yang berdebar-debar. Berharap bahwa pesan itu adalah dari kekasihnya.
Memang benar pesan itu dari kekasihnya. Tapi jangan kaufikir yeoja itu tengah kegirangan sekarang ini. Karena pada kenyataanya, dia malah sebaliknya. Sedih dan kecewa yang dia rasakan. Aku tak bisa datang kesana. Mianhae. Dan jangan tunggu aku,begitulah isi pesan itu.
Dengan lemas, yeoja itu membuka lipatan payungnya dan melangkah dengan gontai. Bagaimana tidak? Sudah 3 jam ia menunggu kekasihnya, tapi malah kekasihnya tak kunjung datang. Bahkan tak akan datang. Sebenarnya ada apa dengan kekasih yeoja itu? Seolah ia tak menginginkan pertemuan yang bisa jadi sangat istimewa karena X-Mas Day yang sedang diguyur salju.
Ditengah kacaunya suasana batin yeoja itu, perutnya berbunyi dengan sangat nyaring. Sejenak yeoja itu memandang perutnya yang rata. Lalu mengelus-elusnya lembut. Dan kembali berjalan.
.______________________________________.
Bau harum yang sangat menggoda dari sudut ruangan dengan pintu berperingatan Selain karyawan dilarang masuk. Kalau saja perutnya yang berkapasitas minim itu bisa menerima lebih dari sekedar dessert yang sedang disantapnya sekarang, pasti Seo Boomin akan memesan lebih banyak makanan enak dari café Me Gusta ini.
Perutnya yang sudah terisi membuat senyum mengembang di wajah Boomin yang selalu terlihat datar. Ditaruhnya sendok-garpu yang jadi alat makannya tadi diatas piring yang dessert-nya sudah berpindah ke perut kecil yeoja semampai bernama Seo Boomin.
Senyumnya yang tadi sempat mengembang mendadak menghilang dalam sekejab. Hari ini adalahX-Mas Day. Hari yang tak asing bagi seluruh manusia. Tak heran juga setiap sudut tempat dipenuhi kebahagiaan yang sedang dipamerkan kepada halayak. Pasti setiap pasangan memanfaatkan hari seperti ini untuk jadi momen special untuk mereka. Membahagiakan dan dibahagiakan. Tapi hal ini sangat bertentangan dengan yeoja semampai bernama Seo Boomin.
Kling! Lagi-lagi ponsel Boomin erbunyi. Tak langsung meraih lalu melihat sebab mengapa ponselnya berbunyi, Boomin malah hanya menatap layar ponsel miliknya lama. Setelah Boomin rasa cukup hanya untuk menatapinya, ia meraih ponsel itu dan menekan tombol keylock yang terletak di pojok bagian atas ponselnya.
1 new message. Dengan ekspresi datar, Boomin menyentuh layar ponselnya tepat pada kotak “View” dan melihat pesan itu. Alisnya berkerut sesaat setelah membacanya. Besok aku akan ke Busan. Ada seseorang yang ingin kutemui disana. Mungkin 3-4 hari aku di Busan. Jaga dirimu baik-baik. Jangan lupa untuk makan dan istirahat yang cukup, begitulah isi pesan tersebut yang ternyata dari kekasihnya, Jang Taejoon.
Perlahan Boomin beranjak dari tempat duduknya dengan ponsel yang digenggamnya dan tas berwarna coklat pasir yang tersampir rapi di pundak kirinya. Boomin melangkah keluar dari café Me Gusta. Tak lupa dengan payung transparan miliknya ,yang tersusun rapi dengan jejeran payung-payung lain, ia ambil tepat sebelum ia melangkah keluar café. Jelas tidak mungkin Boomin akan keluar tanpa payung dan menerobos lebatnya salju tanpa sehelaipun pelindung kepala? Oh, ayolah. Tak ada seorangpun yang mau kepalanya menjadi botak hanya karena salju.
Boomin merapatkan mantel tebalnya merasakan hawa dingin yang menusuk kulitnya. Dibukanya payung transparannya dan hendak melangkah. Pasti ia akan melangkah pergi dari café Me Gusta,kalau saja Boomin tak melihat pasangan yang tengah bercanda ria di toko baju seberang. Bukan kenyataan mereka sedang bercanda ria yang membuat langkahnya terhenti. Namun kenyataan tentang siapa mereka, pasangan itu, yang tengah bercanda ria di toko baju J.Estina.
Kepala Boomin tertunduk sempurna. Yeoja itu menyadari sepenuhnya jika ia tidak bisa menjadi seperti yeoja pada umumnya. Yang menyukai fashion dan selalu perduli tentang penampilan. Bukannya tak bisa, hanya saja Boomin tidak mau. Bomin hanya ingin menjadi dirinya sendiri. Dan bukan seperti yeoja-yeoja yang menghabiskan uang kedua orangtua mereka hanya untuk berfoya-foya dengan shoping dan hang out bersama.
Tidak, jangan berfikir orang tua Boomin adalah orangtua yang pelit. Orangtua Boomin sangat dermawan. Bahkan beliau selalu member uang saku lebih setiap harinya. Tapi tidak lagi sekarang. Tidak lagi setelah 2 tahun yang lalu. Dikala kedua orang tua dan pelayan pribadinya mengalami kecelakaan di kapal pesiar yang mereka tumpangi dengan tujuan London.
Tak ingin berlama-lama lagi, Boomin memantapkan hatinya lalu melangkah pergi dari cefe Me Gusta. Tak tahan lagi ia melihat pemandangan yang semakin lama semakin menambah sayatan di hatinya. Karena mereka sekarang sedang berciuman masih ditempat yang sama. Yaitu toko baju J.Estina.
.______________________________________.
“Boomin-ssi! Boomin-ssi! Neo gwaenchanha?”, tanya seorang pelayan melihat seorang yeoja bernama Seo Boomin bersimbuh di lantai dengan raut wajah seperti menahan rasa sakit yang teramat sangat.
“O-obat.”, jawab Boomin susah payah menahan sakit yang luar biasa ia rasakan tepat pada bagian jantungnya kini. Mendengar itu, pelayan tadi dengan sigap berlari ke kamar Boomin untuk mengambil obat.
Rasa sakit seakan senang sekali menyiksa Boomin dengan keadaan batinnya yang terpuruk karena melihat kekasihnya sedang bersama wanita lain. Dan yang lebih parahnya lagi, mereka berciuman. Itu menandakan bahwa hubungan mereka bukanlah suatu hubungan biasa.
Nafasnya tersenggal-senggal tak kuasa menahan segala beban yang ada di pundaknya. Orangtuanya yang telah berada di tempat yang indah, rumah besar dan semua perusahaan yang harus ia kelola sendiri, dan sekarang masalahnya melihat kekasihnya. Tak terasa mata indah itu meneteskan kristal bening.
“Boomin-ssi, ini obatnya.”, kata pelayan tadi sambil menyodorkan obat yang Boomin minta beserta segelas air mineral.
Bukannya mengambil dan langsung meminum obatnya, Boomin terdiam dan menatap obat di genggaman sang pelayan dengan tatapan kosong.
“Boomin-ssi! Ppalli! Anda harus segera meminun obat ini!”, tambah pelayan itu sedikit panik melihat reaksi Boomin yang menurutnya cukup mengkhawatirkan.
Boomin menatap wajah pelayannya itu. Segurat garis kecemasan tergambar jelas di wajahnya yang selalu tenang dan menyejukkan. Boomin tersenyum tipis menahan sakit di dadanya. Lalu, segera ia meminum obat yang dimintanya tadi.
Pelayan itu, yang bernama Shim JeYoung, hanya melihat Boomin meneguk obatnya dan perlahan rasa sakit yang Boomin rasakan tadi menghilang. Tergambar di raut wajah Boomin yang tak lagi merintih seperti tadi. JeYoung pun merasa lega.
“Boomin-ssi, anda harus beristirahat di kamar.”, ucap JeYoung dengan tangan terulur dan membopong Boomin perlahan untuk bangkit dan berjalan menuju kamarnya sendiri. Boominpun hanya diam dan menurut.
“Gomawo, Youngie.”, kata Boomin lembut dengan senyumnya yang indah sambil merebahkan tubuh semampainya di kasur Queen Size miliknya.
JeYoung hanya mengangguk sopan dan menutupi tubuh majikannya dengan selimut tebal. “Boomin-ssi, ada anak dari teman baik Almarhum Tuan dan Nyonya Seo yang ingin bertemu dengan anda. Beliau bilang ingin menjalin kerjasama bilateral dengan perusahaan Seo Grup. Menurut kabar burung, beliau adalah teman masa kecil anda.”, kata JeYoung.
“Aku punya banyak teman di masa kecilku, Youngie. Jelaskan secara rinci mengenai orang ini.”, tanya Boomin santai.
“Nama beliau adalah Lee Hyunmin, Boomin-ssi. Menurut informasi yang saya dapatkan, latar belakang perusahaan beliau adalah sama dengan anda. Beliau juga menjalankan perusahaannya karena tuntutan kepergian kedua orangtuanya 2 bulan yang lalu karena kecelakaan lalu lintas. Saya dengar, beliau mempunyai kerabat jauh yang tinggal di Seoul dan berprofesi penyanyi. Nama kerabat jauhnya Lee Jeongmin. Selebihnya, beliau masih sama seperti teman masa kecil anda.”, jawab JeYoung panjang lebar dengan note kecil di tangannya.
Boomin hanya mengangguk-angguk mengerti. “Kalau begitu, atur pertemuanku dengan Hyunmin secepat mungkin, Youngie. Aku tak sabar bertemu dengan namja itu lagi.”, kata Boomin evilsmile yang cukup untuk membuat bulu kuduk meremang.
Kling!, ponsel Boomin berbunyi yang dengan sigap diambil oleh JeYoung dan segera diberikan kepada majikannya dengan sopan. Boomin meraihnya dan melihat satu pesan baru dari kekasihnya, Jang Taejoon. Boominpun membukan pesan itu dengan ekspresi datar. Hatinya sudah beku. Dan yang ingin dia lakukan, adalah memutuskan hubungannya dengan namjachingu-nya yang ‘sangat baik’ itu.
Boomin mendengus keras membaca pesan dari Taejoon. Bisakah kau mentransferku uang 150ribu won? Aku sedang sangat membutuhkannya saat ini. Kumohon. Dengan cepat, Boomin membalasnya, Ne. Besok Youngie akan mengantarkannya kepadamu beserta hadiah special-ku, yeobo.
“Youngie, tolong siapkan uang 150ribu won. Besok tolong antarkan ke Taejoon. Dan juga jangan lupa berikan hadiah spesial untuknya.” pesan Boomin pada JeYoung.
JeYoung mengangkat satu alisnya. “Hadiah spesial, Boomin-ssi? Maksudmu seperti pelajaran untuk penghianatan yang dia lakukan kepada majikanku yang sangat manis ini?”, jawab JeYoung dengan eyesmile-nya yang menyeramkan
“Ya, itu terserahmu saja, Youngie. Aku sudah muak dengan namja itu.”, bantah Boomin malas sambil menenggelamkan kepalanya di bantal yang terasa sangat lembut menyentuh kepalanya. Dan memejamkan matanya. “Sudahlah, aku mau tidur saja. Kepalaku sudah letih untuk berfikir. Jadi, kau atur saja semuanya.”, tambahnya.
“Yes, My Queen.”, jawab JeYoung sopan diiringi dengan bungkukan 90⁰ lalu perlahan pergi meninggalkan majikannya yang sedang dalam perjalanan menuju buaian mimpi.
.______________________________________.
Bukan suatu ide yang buruk jika ditengah-tengah keseriusan tentang suatu hubungan bilateral antar sesama perusahaan yang terbilang masih baru dengan reputasi yang cukup mengagumkan, kedua pemimpin perusahaan tersebut berjalan-jalan sebentar. Di pekarangan belakang milik keluarga Seo.
“Apa kau masih sama seperti Lee Hyunmin yang 12 tahun lalu kukenal, Minnie?”, tanya Boomin sendu. Jarinya iseng-iseng menyentuh kelopak bunga hanya untuk membuktikan apakah bunga itu nyata atau sekedar ilusi matanya saja.
“Kau tau Boomin?”, tanya Hyunmin balik berusaha memancing reaksi teman masa kecilnya itu. Terbukti, Boomin menolehkan kepalanya kearah Hyunmin. “Aku punya ABS.”, lanjutnya dengan serangkaian senyum menawan miliknya.
“Wah~ kau pasti berusaha untuk itu..”, ledek Boomin secara tersirat. Tapi Hyunmin sudah tak sepolos dulu. Namja kyeopta itu mengerti apa maksud Boomin dari kalimatnya itu.
“Yak!”, sentak Hyunmin merasa tersindir sambil memukul pelan lengan teman masa kecil yang selalu disayanginya itu. “Aku kan melakukannya untukmu.”, tambahnya sambil memanyunkan bibirnya.
Boomin menatap Hyunmin dalam. Wajah namja kyeopta yang sekarang tengah menjadi 10 kali lipat kyeopta, karena bibirnya yang dimanyunkan, tak menimbulkan sepercikpun rasa gemas dalam diri Boomin seperti yang selalu ia lakukan di masa kecilnya bersama namja ini, Lee Hyunmin. “Nde? Untukku? Wae?”, tanya Boomin penuh selidik.
“Because-“, ucapan Hyunmin terputus. Terlihat sekali Hyunmin sedang menyiapkan mentalnya. Sedangkan Boomin, dia hanya menunggu Hyunmin meneruskan kalimatnya. “Because I love you.”, lanjut Hyunmin dengan mantap.
Segaris tipis senyum menghiasi bibir Boomin mendengar pernyataan teman masa kecilnya itu dan juga semburat merah yang tergambar di kedua pipi putihnya. Dengan gemas, Boomin mengacak-acak rambut Hyunmin lalu memeluknya lembut.
END
.______________________________________.
Don't forget to give like or comment or like and comment after read this story ^^
And i certain God love someone honest :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar