Tittle : Who’s Baka?
Cast : Kim Donghyun
Mei Nara
Genre : Romance
Rating : T+
Length : Drabble
Caution!!
This FF only in my imagine.. Not on real.. If there’s some scent which same in the real, it’s just coindence~ No Plagiarizm, No CoPas, No pretend this is your FF!!! I’ll be so angry and will waiting you in the hell to blablablabla... just ignore~
This FF only in my imagine.. Not on real.. If there’s some scent which same in the real, it’s just coindence~ No Plagiarizm, No CoPas, No pretend this is your FF!!! I’ll be so angry and will waiting you in the hell to blablablabla... just ignore~
Sorry if there’s
still many typo(s) in this FF :3 I’m only a human who unperfect..
Someone who
honest, will have a good live J
Please be
honest, nae readersdeull J I can see you~
Tokyo, December 12nd 2012
Kurasakan mataku
sangat berat saat ini. Tapi, aku terus mencoba untuk membuka mataku perlahan.
Ketika kedua mataku sukses terbuka, hanya ada warna putih di sekelilingku.
Semua benda di sekililingku berwarna putih. Kecuali sebuah selimut dan baju
yang tengah kupakai, warnanya hijau kebiru-biruan.
Apa aku sekarang
sedang berada di rumah sakit? Tapi, kenapa aku bisa berada disini? Terakhir
kali kuingat, aku sedang menyelamatkan seorang anak yang terjebak dalam suatu
kebakaran bersama Nara. Ah, Nara! Kemana yeoja itu? Huh, apa dia tidak perduli
denganku, eoh? Menyebalkan =3=”
Diluar, terlihat
pohon bunga sakura yang sedikit demi sedikit mulai meranggas. Kenapa terasa
cepat sekali? Terakhir kali kulihat, pohon-pohon masih indah dan lebat. Atau
mungkin, hanya perasaanku saja ya? Ah! Tak mungkin kan sebuah pohon dapat
meranggas sebegitu cepat. Yeah, pasti cuma perasaanku saja terakhir kali aku
melihat pohon-pohon masih dalam keadaan rimbun.
Pintu tiba-tiba terbuka
perlahan. Menampakkan seorang suster
lengkap dengan apalah itu yang ia bawa aku tidak tau. Suster itu
tersenyum ramah kepadaku dan kubalas dengan senyumanku yang tak kalah ramah.
“Anda sudah
sadar, Donghyun-san?”, tanya suster itu ramah mencoba untuk berbasa-basi
denganku sambil mengecek kantung infus di sebelahku.
Aku hanya
membiarkan kegiatan suster itu. Aku hanya menggumam mengiyakan. “Memangnya apa yang sudah terjadi padaku?”,
tanyaku kemudian dengan Bahasa Jepang yang akhir-akhir ini memang sedang
kupelajari.
“Anda terjebak dalam
sebuah kebakaran, Donghyun-san.”, jawab
suster itu.
Tiba-tiba terlintas tentang perempuan itu di otakku. “Bagaimana dengan
keadaan Mei Nara, suster? Bukankah dia juga terjebak bersamaku?”, tanyaku lagi.
Dudter tersebut mengalihkan kegiatannya sebentar untuk menatapku. “Mei Nara?”,
ulang suster itu dengan alis yang berkerut tanda ia sedang merasa bingung.
“Hai’. Dia juga
terjebak bersamaku di dalam rumah yang kebakaran lalu.”, terangku.
“Tidak ada pasien
di rumah sakit ini yang bernama Mei Nara, Donghyun-san.”, jawab suster itu
sambil mengingat-ingat. Dia memegang peningnya tanda ia memang sedang mengingat-ingat lalu memandangku dan tersenyum. "Benar. Tidak ada pasien bernama Mei Nara", tambahnya memastikan pernyataannya yang tadi.
Tidak ada? Oh,
apakah itu artinya Nara baik-baik saja? Ah, syukurlah.
“Hai’. Arigatou gozaimasu.”, ucapku sopan ketika suster itu membungkuk meminta izin untuk pergi.
“Hai’. Arigatou gozaimasu.”, ucapku sopan ketika suster itu membungkuk meminta izin untuk pergi.
Hah~ kenapa
disini sepi sekali? Ketika suster itu pergi, suasana menjadi sunyi dan senyap
lagi. Kenapa Nara tak menjengukku ya? Haish -_- Aku akan menghukumnya saat aku
sudah sembuh nanti.
Aku kembali
melihat kearah luar jendela. Tapi, pandanganku teralih ke sebuah boneka Panda
yang cukup besar di atas meja disamping ranjangku. Kucoba gerakkan tanganku
untuk meraihnya.
Panda ya? Pasti
dari Nara. Dasar yeoja itu, benar-benar maniak panda. Kulihati boneka itu.di
bagian perutnya, ada sebuah lingkaran berwarna merah dengan tulisan “Press” di
tengah-tengahnya. Aku mencoba menekannya.
“Baka onii-san”,
bunyi boneka itu dengan suara milik Nara. Aku hanya tersenyum simpul. Yeoja
itu.. benar-benar deh..
Kukembalikan lagi
boneka itu pada tempatnya. Lagi-lagi, pandanganku teralih. Ada sepucuk surat di
atas meja. Kutunda pengembalian boneka panda itu dan beralih membuka lipatan
demi lipatan kertas berwarna biru tersebut.
Tokyo, August 21st 2012
Dear, Kim Donghyun
Hi, Onii-san! Apa kau sudah baikan? Ahaha, semoga
saja kau dalam keadaan baik-baik saja saat membaca surat ini, ne? Aku akan
menjambak rambutmu kalau kau tidak dalam keadaan baik. Kekeke~
Onii-san, kau ini bodoh sekali ya? Kenapa
membantuku hingga memasuki rumah yang kebakaran itu? Aku ‘kan bisa
mengerjakannya sendiri. Ingat? Ayahku seorang Kepala Pemadam Kebakaran. Jadinya
kau sakit begini ‘kan?
Tapi untunglah anak yang kita selamatkan waktu itu
tidak terluka. Malah ganti kau yang terluka! Baka onii-san!!
Aku berhenti
sesaat dan terkekeh pelann. Aigoo, kenapa yeoja ini senang sekali ya mengataiku
bodoh? Hey, bahkan IQ-ku 3 angka lebih tinggi darinya. Dasar! Nanti, aku akan
benar-benar menghukumnya nanti.
Onii-san, kau tau tentang cerita gadis penjual
korek api? Gadis itu mati dalam salju karena kedinginan. Kau hampir saja
berakhir sama sepertii gadis itu kalau saja tidak ada aku! Lihat, siapa yang
bodoh? Hahaha
Bagaimana keadaan mata dan paru-paru barumu?
Semoga kau menyukai dan nyaman dengan mereka. Kata dokter, matamu terkena
serpihan arang sehingga matamu sudah tidak bisa berfungsi dengan normal lagi. Lalu, paru-parumu
juga. Kau terlalu banyak menghirup karbondioksida. Aku sudah berusaha mencari
organ pengganti untukmu. Tapi kau tau ‘kan, Onii-san? Stok untuk paru-paru sangatlah jarang.
Onii-san. Tolong jaga pemberianku itu di dalam
tubuhmu ya? Jangan buat aku merasa menyesal
sudah mendonorkan mata dan paru-paruku untukmu. Onii-san harus hidup bahagia
dan menjadi sukses untuk membangun taman bermain yang kita impikan dulu. Aku
akan selalu kau ingat dalam hatimu ‘kan, Onii-san? Lagipula, sebagian darahku
juga sudah bercampur dalam nadimu. Tidak ada alasan untukku pergi jauh-jauh
darimu. Kekeke~
Oh ya! Pelihara panda-ku ya, Onii-san! Jangan lupa
diberi makan :D dan jangan biarkan warna putihnya menjadi abu-abu atau aku akan datang dan mencekikmu nanti XD
Onii-san, Kimi o aishiteru. Kimi o totemo
aishiteru.
Onii-san tidak boleh jadi orang bodoh lagi ^_^
Your beloved,
Mei Nara
Suasana
disekitarku mendadak mencekam. Ruangan yang kutempati ini terasa semakin kecil
dan menyesakkan. Tak sadar, kertas biru itu jatuh begitu saja. Begitu juga air
mataku. Hatiku terasa sangat sakit dan sesak. Seperti aku sudah kehabisan stok
Oksigen dalam paru-paruku. Tunggu, paru-paruku? Ini bukan paru-paruku! Ini
paru-paru Nara! Dan juga mata ini, darah ini. Aku bisa hidup karena Nara. Dasar
Baka! Nara bodoh! Kenapa menyelamatkan hidupku? Kenapa tak membiarkanku mati
saja!?
Aku menangis
terisak. Membiarkan diriku terlihat seperti namja lemah. Aku benci! Aku benci
semua ini! Paru-paru, mataku dan juga hidupku! Aku benci semuanya!! Nara,
kenapa kau tak mengerti? Dalam hidupku, harus ada nama Mei Nara. Harus ada
sosok Mei Nara! Tanpamu, aku hanya seongok tubuh tak bernyawa.
Aku meremas
boneka panda pemberian Nara. Hingga tak sengaja, bagian perutnya kutekan. “Baka
onii-san”, bunyinya. Aku menatap boneka panda itu. Kaulah yang baka, Nara, bathinku miris. Tiba-tiba terlintas harapan
kecil Nara dalam surat tadi.
Menjadi sukses
untuk membangun taman bermain impian kita? Itukah keinginan terbesarmu hingga
rela memberikan hidupmu? Nara, gomen ne.. Yeah, aku tak akan membuatmu
menyesal, Nara. Aku akan membuatmu bangga kepadaku. Arigatou, Nara. Mei Nara.
Atas apa yang sudah kau berikan kepadaku. Aku akan menjadi sukses untuk
membangun impian kita bersama. Tunggu aku disana, Nara. Kimi o aishiteru.
---THE END---
---THE END---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar