Tittle : Are you forget about it, my boyfriend?
Author : Hime Misaki
Genre : Sad [I hope]
Cast : Moon ShinYoung
Lee Jeongmin
Caution : Cerita dalam FF ini hanyalah karangan saya semata saja selaku author
disini.. Jika ada yang sama dengan FF yang pernah kalian baca, itu
adalah karena ketidak sengajaan saja :D
Hati-hati
juga dengan bom Typo yang siap meladak di tengah-tengah FF ini..
Maklum, saia juga manusia :3 Bahasa yang saya pakai mungkin
sedikit-banyak agak sangat membingungkan untuk para readers *huahaha*
Harap dimaklumi saja ya, readers-deul *aegyo bareng Boyfriend*
Mengenai jenis Long apa FF ini, saya sendiri bingung apakah ini jenis Drabble atau jenis OneShoot XDD
Kalau
dibilang Drabble, mungkin ini terlalu panjang..Tapi kalau dibilang
OneShoot, ini terlalu pendek -_- Rasanya ngegantung banget ya? *Ahaha*
maklumi saja, nae readers~ *aegyo bareng Youngmin*
NO
PLAGIARISM, NO COPAS WITHOUT PERMITTION!!! APALAGI KALAU ADA YANG
MENGAKUI FF INI MILIK ORANG LAIN… AWAS SAJA YA~ SAYA TUNGGU DI NERAKA
*evil smile* #ditendangMinwoo
._______________________.
The Story is beginning…
Seorang
yeoja berperawakan mungil dan imut dengan mini dress berwarna coklat
pasir, high heels 10cm dan tas kecil yang tersampir rapi di pundak
kecilnya. Untuk kesekian kalinya, ia merapikan rambutnya yang sedikit
berantakan karena terpaan angin malam. Ia mengambil sebuah kaca dan
mulai merapikan letak pita merah pemberian namjachingunya yang ia tengah
tunggu saat ini.
Setelah 4 jam menunggu, akhirnya
terdengar juga helaan nafas panjang dari yeoja mungil ini. Ia melirik
arloji mungilnya yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Dengan hati yang
mantap, yeoja itu melangkah meninggalkan tempatnya menunggu tadi.
Sesekali, dalam hitungan langkah yang bisa dihitung dengan jari, ia
membalikkan badannya. Masih berharap namjachingunya memenuhi
janjinya.Tapi, yang terlihat hanya ada angin dan daun-daun pohon maple
yang berterbangan ditiup angin.
Lagi-lagi, yeoja itu
menghela nafas berat lalu melangkah pergi.Jalannya sedikit sempoyongan
karena suasana hatinya yang tengah kacau.Matanya sedikit memanas
mengingat penantiannya yang sia-sia tadi. Tapi segera ia tamparkan kedua
tangannya di sisi kedua pipi yeoja mungil itu. Menyadarkan bahwa bukan
suatu kesengajaan namjachingunya-Jeongmin tidak datang di janjinya hari
ini.
Yeoja berhenti sejenak lalu bersandar pada permukaan
datar di dekatnya.Dan yang ada hanyalah pohon.Sambil memandang langit
malam yang bertaburan dengan bintang layaknya kue kismis.Yeoja mungil
itu tersenyum imut.Menonjolkan tulang pipinya.Iya, Jeongmin-oppa
pasti mencintaiku. Aku tak boleh berfikiran buruk seperti
ini!Jeongmin-oppa pasti tak sengaja lupa ada janji hari ini. Ya, pasti
Jeongmin-oppa terlalu sibuk hingga ia lupa, kata hati kecil yeoja itu.
Ia
mulai berjalan lagi. Kurang dari 3 menit saja, yeoja itu memberhentikan
langkahnya lagi. Bukan dengan sengaja ia berhenti. Tapi karena
shock.Melihat seorang namja yang sangat teramat dikenalnya berjalan
Dengan
perasaan yang meluap-luap, bukan karena perasaan behagia melainkan
karena menahan amarah, yeoja mungil tersebut berlari secepat yang ia
bisa menghampiri namja dan yeoja yang telah membuatnya seperti ini. Tak
ia hiraukan hembusan angin malam yang mendadak menjadi kencang seolah
menghalanginya untuk menghampiri mereka. Rambut coklat panjangnya
berantakan pada tiap langkahnya, seberantakan pikirannya saat ini.
“Jeongmin-oppa!”, teriaknya saat langkahnya sudah sangat dekkat dengan namja yang dipanggilnya Jeongmin tersebut.
Sang
namja yang merasa namanya dipanggil segera berbalik dan terlihat
seorang yeoja tengah berlari menghampirinya.“ShinYoung-ah?
Gwaenchanha?”, tanya namja itu-Jeongmin setelah yeoja mungil yang
dipanggilnya memegang lututnya sambil mengatur nafas yang saling
memburu.
Yeja itu-ShinYoung memegangi lututnya sambil
mengatur deru nafas yang semakin memburu karena larinya tadi. “Siapa
yeoja ini, Oppa?”, tanya ShinYoung dengan mata elangnya seolah
mencincang-cincang tiap inch tubuh yeoja disamping Jeongmin.
“Yeoja
ini?”, ulang Jeongmin sambil melirik kea rah sebelahnya. ShinYoung
mengangguk mantap. Membuat Jeongmin sejenak terdiam, lalu menjawabnya
dengan nada dingin. ”kau tak perlu tau, ShinYoung-ah.”
ShinYoung
beralih menatap namjachingunya dengan tatapan sedikit terkejut dengan
jawaban namja yang telah ditunggunya selama 4 jam di taman dengan udara
dingn menusuk tulang karena mini dress tanpa lengan yang dikenakannya
saat ini. “Tak perlu tau? Kenapa, Oppa?”, tanya ShinYoung lirih.
Berusaha keras yeoja ini menyembunyikan rasa sakitnya.
Dinginnya
angin malam di kawasan selatan Seoul masih berhembus lirih.Lirih namun
kuat menusuk tulang.Apalagi kepada ShinYoung yang hanya memakai mini
dress tanpa lengan.Sebenarnya yeoja ini kedinginan.Tapi, tajamnya angina
malam yang tengah menusuk beberapa inch tubuhnya yang tak tertutupi
kain tak sebanding dengan rasa kecewa dan setitik sakit bersarang di
hatinya.
Jeongmin tak langsung menjawabnya.“Kenapa kau
keluar dengan baju setipis dan seterbuka ini? Kau bisa sakit nantinya.”,
ujar Jeongmin sambil melepas jacketnya dan hendak memakaikannya ke
ShinYoung kalau saja ShinYoung tak mundur selangkah. Melihat itu,
Jeongmin memandang ShinYoung heran. “Wae geurae, ShinYoung-ah?”, tanya
Jeongmin penuh selidik.
‘ShinYoung-ah’?Hatinya
serasa dihantam seribu godam, ditusuk beribu-ribu pedang lalu disiram
dengan air garam.Sungguh sakit.Sejak mereka berpacaran, tidak pernah
sekalipun Jeongmin memanggilnya dengan akhiran –ah. Tak kuasa lagi ia
menahan liquid-liquid bening yang sedari tadi ingin keluar dari matanya
itu.
“Kau..Kau tak perlu tau, J-Jeongmin-ah.”, jawabnya
dengan nada bergetar.Liquid-liquid itu lolos dari kelopak
matanya.Menuruni pipi chubby-nya dan bermuara di dagunya lalu jatuh
begitu saja. “Kau tak perlu tau.”, ulangnya lagi. Selangkah demi
selangkah dia mundur.Tak kuat jika terus berada disini.
“ShinYoung-ah? Gwaenchanhayo?”, tanya Jeongmin khawatir menyadari perubahan ekspresi pada diri ShinYoung-yeojachingunya.
“Nae..
Kau..Kau tak perlu tau.. Kau tak perlu tau!!”, bentak ShinYoung
walaupunn pada awalnya nada suaranya bergetar. “Kau tak perlu tau, Oppa!
Kau tak perlu tau berapa lama aku menunggumu di taman! Kau tak perlu
tau tentang keresahanku! Kau tak perlu tau betapa aku kecewa kepadamu!”,
racau ShinYoung lagi. Ia sudah tak kuasa menahan segala tekanan di
hatinya.
“Kau berbicara tentang apa, ShinYoung-ah?”, tanya
Jeongmin lagi masih tak mengerti kenapa ShinYoung begitu labil saat
ini. Sudut matanya perlahan melirik yeoja yang dari tadi hanya diam
disampingnya.Semoga saja dia tidak berfikir macam-macam tentangku.Bisa rugi besar aku jika ayahnya membatalkan penanaman modal itu, bathin Jeongmin.
“Aku
benci kau, Oppa! Kau melupakan janjimu! Padahal aku sudah menunggumu
berjam-jam disana! Kau sengaja melupakannya, Oppa!! Aku benci kau,
Oppa!!!”, pekiknya lalu segera berlari menjauh dari mereka dengan
beruraian air mata.
“Janji? Janji apa?”, tanya Jeongmin
kepada dirinya sendiri. Tak cukuplama untuknya menyadari sekarang adalah
tanggal 30 Maret, tanggal jadian mereka berdua.Hari ini adalah 15month
anniversary mereka.Dan Jeongmin melupakan janjinya untuk berkencan
dengan ShinYoung mala mini.
Dengan segera, namja itu
meminta izin kepada yeoja di sebelahnya dan segera berlari mengejar
ShinYoung.Walaupun Jeongmin sudah kehilangan sosok yeoja itu.Namja ini
tetap mencarinya hingga matanya menatap bayangan sosok punggung yeoja
seperti ShinYoung di tepi jalan. “ShinYoung!”, teriak Jeongmin
memastikan bahwa orang itu adalah benar-benar Moon ShinYoung.
Merasa
namanya dipanggil, ShinYoung menoleh dan mendapati namja yang sudah
membuatnya hamper mati kedinginan berlari kearahnya.Dengan segera,
ShinYoung berlari.Ia tak ingin bertemu dengannya. Ia benci Jeongmin.
ShinYoung sangan kesal kepadanya.
TIINN TIIINNNN
B R U A K ! ! ! ! ! !
Hati
yang hancur, perasaan sakit, angin malam yang dingin membuatnya
mengabaikan satu peringatan tentang menyebrangi jalan. Di waktu yang
hamper tengah mala mini, kendaraan tak memperdulikan jarum speedometer
mereka karena jalanan memang sudah sepi.
Jeongmin
memelankan langkahnya melihat adegan itu.Ditambah truk itu dengan tanpa
rasa bersalahnya meninggalkan ShinYoung. Dengan segera, diselimuti rasa
kalut yang luar biasa, Jeongmin berlari secepat yang ia bisa saat ini
menghampiri ShnYoung dengan bau-bau anyir yang menyelimutinya. Tak
perduli dengan pakaiannya yang akan ternoda, Jeongmin menaruh kepala
ShinYoung di pangkuannya.
”Bertahanlah, chagi. Aku akan
memanggil ambulance.”, ucapnya pada ShinYoung yang masih setengah sadar.
Jeongmin merogoh sakunya mencari ponselnya.Tapi ShinYoung
memberhentikannya.
“Oppa.”, panggil ShinYoung lemah.
Dengan sisa tenaga yang ada, ia merogoh tas kecilnya dan mengambil
sesuatu dari sana. Sesuatu berbentuk kubus dengan pita pink yang imut.
“I-Ige.. (I-Ini..)”, ucapnya lagi sambil memberikannya kepada Jeongmin.
Jeongmin dengan segera menerimanya dengan terharu.“Mianhae. Aku..”
“Oppa.”,
potong ShinYoung. “Happy 15month Anniversary. Nan j-jeongmal
sa-rang-hae..”, tambahnya menahan rasa sakit yang sangat hebat di
kepalanya. Darah yang terus mengalir, menguras satu persatu tenaga yang
ia punya.
“Jangan berkata seperti ini adalah sebuah
perrpisahan! Kau tak boleh meninggalkanku!”, bentak Jeongmin. Tak sadar,
liquid bening jatuh melalui mata sipitnya.“Aku tak mengizinkanmu untuk
meninggalkanku!!Kau tak boleh pergi, chagiya.Tetaplah bersamaku.Nado.
Nado saranghae.”, tambahnya dengan air mata yang semakin deras menuruni
matanya.
Mendengar itu, ShinYoung tersenyum tipis. “Oppa,
aku akan selamanya ada disini.”, jawabnya sambil menyentuh dada bidang
Jeongmin. Merasa seperti ada Dewa Kematian di atasnya, ShinYoung
menambahkan.“Jaga dirimu baik-baik, Oppa.M-maafkan aku k-kare-na a-aku
t-tak bi-sa me-ne-pati j-jan-jiku.”
Jeongmin menjadi
semakin kalut melihat mata ShinYoung yang tertutup dan tangannya yang
terkulai lemas. “ShinYoung~!!!!!!!!”, teriak Jeongmin pilu.
Angin
malam yang berhembus lembut.Melantunkan isyarat bela sungkawa pada
kedua sejoli itu.Janji untuk selalu bersama selamanya ikut terbang
bersama dengan daun-daun pohon maple diterpa angin.Bintang yang
tersenyum pilu.Bulan yang tersenyum terharu.
Kotak
itu..berisi sebuah cincin dengan nama Jeongmin di permukaannya dan nama
ShinYoung di baliknya. Pemberian terakhir.Kotak history untuk Jeongmin
seorang diri.
.______________.
Yeay~ Akhirnya selesai juga~ :D
Gimana dapet feel-nya nggak, readers-deull?? Aku berharap ada yang nangis saat baca FF ini XDD
Don’t forget to RCL~
I See You, Guys ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar