19.4.13

Drabble [Jeongmin]

Tittle     : Are you forget about it, my boyfriend?
Author  : Hime Misaki
Genre   : Sad [I hope]
Cast      : Moon ShinYoung
                Lee Jeongmin
Caution : Cerita dalam FF ini hanyalah karangan saya semata saja selaku author disini.. Jika ada yang sama dengan FF yang pernah kalian baca, itu adalah karena ketidak sengajaan saja :D

Hati-hati juga dengan bom Typo yang siap meladak di tengah-tengah FF ini.. Maklum, saia juga manusia :3 Bahasa yang saya pakai mungkin sedikit-banyak agak sangat membingungkan untuk para readers *huahaha* Harap dimaklumi saja ya, readers-deul *aegyo bareng Boyfriend*

Mengenai jenis Long apa FF ini, saya sendiri bingung apakah ini jenis Drabble atau jenis OneShoot XDD
Kalau dibilang Drabble, mungkin ini terlalu panjang..Tapi kalau dibilang OneShoot, ini terlalu pendek -_- Rasanya ngegantung banget ya? *Ahaha* maklumi saja, nae readers~ *aegyo bareng Youngmin*

NO PLAGIARISM, NO COPAS WITHOUT PERMITTION!!! APALAGI KALAU ADA YANG MENGAKUI FF INI MILIK ORANG LAIN… AWAS SAJA YA~ SAYA TUNGGU DI NERAKA *evil smile* #ditendangMinwoo




._______________________.

The Story is beginning…




Seorang yeoja berperawakan mungil dan imut dengan mini dress berwarna coklat pasir, high heels 10cm dan tas kecil yang tersampir rapi di pundak kecilnya. Untuk kesekian kalinya, ia merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena terpaan angin malam. Ia mengambil sebuah kaca dan mulai merapikan letak pita merah pemberian namjachingunya yang ia tengah tunggu saat ini.

Setelah 4 jam menunggu, akhirnya terdengar juga helaan nafas panjang dari yeoja mungil ini. Ia melirik arloji mungilnya yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Dengan hati yang mantap, yeoja itu melangkah meninggalkan tempatnya menunggu tadi. Sesekali, dalam hitungan langkah yang bisa dihitung dengan jari, ia membalikkan badannya. Masih berharap namjachingunya memenuhi janjinya.Tapi, yang terlihat hanya ada angin dan daun-daun pohon maple yang berterbangan ditiup angin.

Lagi-lagi, yeoja itu menghela nafas berat lalu melangkah pergi.Jalannya sedikit sempoyongan karena suasana hatinya yang tengah kacau.Matanya sedikit memanas mengingat penantiannya yang sia-sia tadi. Tapi segera ia tamparkan kedua tangannya di sisi kedua pipi yeoja mungil itu. Menyadarkan bahwa bukan suatu kesengajaan namjachingunya-Jeongmin tidak datang di janjinya hari ini.

Yeoja berhenti sejenak lalu bersandar pada permukaan datar di dekatnya.Dan yang ada hanyalah pohon.Sambil memandang langit malam yang bertaburan dengan bintang layaknya kue kismis.Yeoja mungil itu tersenyum imut.Menonjolkan tulang pipinya.Iya, Jeongmin-oppa pasti mencintaiku. Aku tak boleh berfikiran buruk seperti ini!Jeongmin-oppa pasti tak sengaja lupa ada janji hari ini. Ya, pasti Jeongmin-oppa terlalu sibuk hingga ia lupa, kata hati kecil yeoja itu.

Ia mulai berjalan lagi. Kurang dari 3 menit saja, yeoja itu memberhentikan langkahnya lagi. Bukan dengan sengaja ia berhenti. Tapi karena shock.Melihat seorang namja yang sangat teramat dikenalnya berjalan

Dengan perasaan yang meluap-luap, bukan karena perasaan behagia melainkan karena menahan amarah, yeoja mungil tersebut berlari secepat yang ia bisa menghampiri namja dan yeoja yang telah membuatnya seperti ini. Tak ia hiraukan hembusan angin malam yang mendadak menjadi kencang seolah  menghalanginya untuk menghampiri mereka. Rambut coklat panjangnya berantakan pada tiap langkahnya, seberantakan pikirannya saat ini.

“Jeongmin-oppa!”, teriaknya saat langkahnya sudah sangat dekkat dengan namja yang dipanggilnya Jeongmin tersebut.

Sang namja yang merasa namanya dipanggil segera berbalik dan terlihat seorang yeoja tengah berlari menghampirinya.“ShinYoung-ah? Gwaenchanha?”, tanya namja itu-Jeongmin setelah yeoja mungil yang dipanggilnya memegang lututnya sambil mengatur nafas yang saling memburu.

Yeja itu-ShinYoung memegangi lututnya sambil mengatur deru nafas yang semakin memburu karena larinya tadi. “Siapa yeoja ini, Oppa?”, tanya ShinYoung dengan mata elangnya seolah mencincang-cincang tiap inch tubuh yeoja disamping Jeongmin.

“Yeoja ini?”, ulang Jeongmin sambil melirik kea rah sebelahnya. ShinYoung mengangguk mantap. Membuat Jeongmin sejenak terdiam, lalu menjawabnya dengan nada dingin. ”kau tak perlu tau, ShinYoung-ah.”

ShinYoung beralih menatap namjachingunya dengan tatapan sedikit terkejut dengan jawaban namja yang telah ditunggunya selama 4 jam di taman dengan udara dingn menusuk tulang karena mini dress tanpa lengan yang dikenakannya saat ini. “Tak perlu tau? Kenapa, Oppa?”, tanya ShinYoung lirih. Berusaha keras yeoja ini menyembunyikan rasa sakitnya.

Dinginnya angin malam di kawasan selatan Seoul masih berhembus lirih.Lirih namun kuat menusuk tulang.Apalagi kepada ShinYoung yang hanya memakai mini dress tanpa lengan.Sebenarnya yeoja ini kedinginan.Tapi, tajamnya angina malam yang tengah menusuk beberapa inch tubuhnya yang tak tertutupi kain tak sebanding dengan rasa kecewa dan setitik sakit bersarang di hatinya.

Jeongmin tak langsung menjawabnya.“Kenapa kau keluar dengan baju setipis dan seterbuka ini? Kau bisa sakit nantinya.”, ujar Jeongmin sambil melepas jacketnya dan hendak memakaikannya ke ShinYoung kalau saja ShinYoung tak mundur selangkah. Melihat itu, Jeongmin memandang ShinYoung heran. “Wae geurae, ShinYoung-ah?”, tanya Jeongmin penuh selidik.

ShinYoung-ah’?Hatinya serasa dihantam seribu godam, ditusuk beribu-ribu pedang lalu disiram dengan air garam.Sungguh sakit.Sejak mereka berpacaran, tidak pernah sekalipun Jeongmin memanggilnya dengan akhiran –ah. Tak kuasa lagi ia menahan liquid-liquid bening yang sedari tadi ingin keluar dari matanya itu.

“Kau..Kau tak perlu tau, J-Jeongmin-ah.”, jawabnya dengan nada bergetar.Liquid-liquid itu lolos dari kelopak matanya.Menuruni pipi chubby-nya dan bermuara di dagunya lalu jatuh begitu saja. “Kau tak perlu tau.”, ulangnya lagi. Selangkah demi selangkah dia mundur.Tak kuat jika terus berada disini.

“ShinYoung-ah? Gwaenchanhayo?”, tanya Jeongmin khawatir menyadari perubahan ekspresi pada diri ShinYoung-yeojachingunya.

“Nae.. Kau..Kau tak perlu tau.. Kau tak perlu tau!!”, bentak ShinYoung walaupunn pada awalnya nada suaranya bergetar. “Kau tak perlu tau, Oppa! Kau tak perlu tau berapa lama aku menunggumu di taman! Kau tak perlu tau tentang keresahanku! Kau tak perlu tau betapa aku kecewa kepadamu!”, racau ShinYoung lagi. Ia sudah tak kuasa menahan segala tekanan di hatinya.

“Kau berbicara tentang apa, ShinYoung-ah?”, tanya Jeongmin lagi masih tak mengerti kenapa ShinYoung begitu labil saat ini. Sudut matanya perlahan melirik yeoja yang dari tadi hanya diam disampingnya.Semoga saja dia tidak berfikir macam-macam tentangku.Bisa rugi besar aku jika ayahnya membatalkan penanaman modal itu, bathin Jeongmin.

“Aku benci kau, Oppa! Kau melupakan janjimu! Padahal aku sudah menunggumu berjam-jam disana! Kau sengaja melupakannya, Oppa!! Aku benci kau, Oppa!!!”, pekiknya lalu segera berlari menjauh dari mereka dengan beruraian air mata.

“Janji? Janji apa?”, tanya Jeongmin kepada dirinya sendiri. Tak cukuplama untuknya menyadari sekarang adalah tanggal 30 Maret, tanggal jadian mereka berdua.Hari ini adalah 15month anniversary mereka.Dan Jeongmin melupakan janjinya untuk berkencan dengan ShinYoung mala mini.

Dengan segera, namja itu meminta izin kepada yeoja di sebelahnya dan segera berlari mengejar ShinYoung.Walaupun Jeongmin sudah kehilangan sosok yeoja itu.Namja ini tetap mencarinya hingga matanya menatap bayangan sosok punggung yeoja seperti ShinYoung di tepi jalan. “ShinYoung!”, teriak Jeongmin memastikan bahwa orang itu adalah benar-benar Moon ShinYoung.

Merasa namanya dipanggil, ShinYoung menoleh dan mendapati namja yang sudah membuatnya hamper mati kedinginan berlari kearahnya.Dengan segera, ShinYoung berlari.Ia tak ingin bertemu dengannya. Ia benci Jeongmin. ShinYoung sangan kesal kepadanya.

TIINN TIIINNNN
 B R U A K ! ! ! ! ! !

Hati yang hancur, perasaan sakit, angin malam yang dingin membuatnya mengabaikan satu peringatan tentang menyebrangi jalan. Di waktu yang hamper tengah mala mini, kendaraan tak memperdulikan jarum speedometer mereka karena jalanan memang sudah sepi.

Jeongmin memelankan langkahnya melihat adegan itu.Ditambah truk itu dengan tanpa rasa bersalahnya meninggalkan ShinYoung. Dengan segera, diselimuti rasa kalut yang luar biasa, Jeongmin berlari secepat yang ia bisa saat ini menghampiri ShnYoung dengan bau-bau anyir yang menyelimutinya. Tak perduli dengan pakaiannya yang akan ternoda, Jeongmin menaruh kepala ShinYoung di pangkuannya.

”Bertahanlah, chagi. Aku akan memanggil ambulance.”, ucapnya pada ShinYoung yang masih setengah sadar. Jeongmin merogoh sakunya mencari ponselnya.Tapi ShinYoung memberhentikannya.

“Oppa.”, panggil ShinYoung lemah. Dengan sisa tenaga yang ada, ia merogoh tas kecilnya dan mengambil sesuatu dari sana. Sesuatu berbentuk kubus dengan pita pink yang imut. “I-Ige.. (I-Ini..)”, ucapnya lagi sambil memberikannya kepada Jeongmin.

Jeongmin dengan segera menerimanya dengan terharu.“Mianhae. Aku..”

“Oppa.”, potong ShinYoung. “Happy 15month Anniversary. Nan j-jeongmal sa-rang-hae..”, tambahnya menahan rasa sakit yang sangat hebat di kepalanya. Darah yang terus mengalir, menguras satu persatu tenaga yang ia punya.

“Jangan berkata seperti ini adalah sebuah perrpisahan! Kau tak boleh meninggalkanku!”, bentak Jeongmin. Tak sadar, liquid bening jatuh melalui mata sipitnya.“Aku tak mengizinkanmu untuk meninggalkanku!!Kau tak boleh pergi, chagiya.Tetaplah bersamaku.Nado. Nado saranghae.”, tambahnya dengan air mata yang semakin deras menuruni matanya.

Mendengar itu, ShinYoung tersenyum tipis. “Oppa, aku akan selamanya ada disini.”, jawabnya sambil menyentuh dada bidang Jeongmin. Merasa seperti ada Dewa Kematian di atasnya, ShinYoung menambahkan.“Jaga dirimu baik-baik, Oppa.M-maafkan aku k-kare-na a-aku t-tak bi-sa me-ne-pati j-jan-jiku.”

Jeongmin menjadi semakin kalut melihat mata ShinYoung yang tertutup dan tangannya yang terkulai lemas. “ShinYoung~!!!!!!!!”, teriak Jeongmin pilu.

Angin malam yang berhembus lembut.Melantunkan isyarat bela sungkawa pada kedua sejoli itu.Janji untuk selalu bersama selamanya ikut terbang bersama dengan daun-daun pohon maple diterpa angin.Bintang yang tersenyum pilu.Bulan yang tersenyum terharu.

Kotak itu..berisi sebuah cincin dengan nama Jeongmin di permukaannya dan nama ShinYoung di baliknya. Pemberian terakhir.Kotak history untuk Jeongmin seorang diri.

.______________.



Yeay~ Akhirnya selesai juga~ :D
Gimana dapet feel-nya nggak, readers-deull?? Aku berharap ada yang nangis saat baca FF ini XDD


Don’t forget to RCL~
I See You, Guys ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar